Suatu ketika Hanzhalah r.a. menemui Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., lalu berkata, "Abu Bakar, aku melihat keadaanku sebagaimana keadaan orang munafik." Abu Bakar balik bertanya, "Mengapa?" "Bukankah ketika bersama Rasulullah Saw ruh kita menjadi lembut dan jiwa kita meningkat, tetapi jika kita meninggalkan beliau, keadaan menjadi berubah-ubah?" jawab Hanzhalah. Maka Abu Bakar berkata, "Mari kita temui Rasulullah Saw!" Rasulullah Saw bersbda, "Andaikata keadaanmu sebagaimana ketika di hadapanku, niscaya para malaikat akan menjabat tanganmu. Tetapi sesaat-sesaatlah."
Artkel Terkait : Cara Agar Iman Tetap Online di Hati
Rasulullah Saw bersabda "Sesungguhnya iman seseorang di anatara kalian akan kusut di dalam batinnya sebagaimana kusutnya pakaian, maka mohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hati kalian" (Hadis shahih riwayat Thabrani dan Hakim).
Jika iman itu memang perlu di perbaharui, bagaimana dengan hati yang lalai, bagaimana dengan kalbu yang berpaling,bagaimana dengan hati yang penuh kegelapan, bagaimana dengan hati yang penuh godaan dan bisikan (hawa nafsu dan setan), bagaimana dengan hati yang bingung, bagaimana dengan hati yang gelisah dan kacau, bagaimana dengan hati yang bimbang, seta bagaimana dengan kalbu yang kalah pada nafsu syahwat? itu semua jelas membutuhkan latihan-latihan ruhani yang intensif dengan aneka ragam program atau kegiatan ruhaniyah, bila semua kondisi spiritual yang rendah ingin di tinggalkan dan dilampaui.
Beranikah kita jujur seperti pengakuan Hanzhalah di hadapan Abu Bakar : Hanzhalah telah berlaku munafik. Mengapa?. Sebab ketika bersama Rasulullah, seolah surga dan neraka didepan mata. Namun, kala bersama keluarga semua memori tentang surga dan neraka lenyap begitu saja. Ternyata hal ini juga di rasakan dan di benarkan oleh Abu Bakar, sahabat Nabi Saw yang tidak di ragukan lagi kapabilitas keimanannya. Tapi Abu Bakar bukanlah Nabi sehingga dia tidak ma'shum.
Mengapa Hanzhalah dan Abu Bakar berani jujur merasa munafik? Karena ketika berada dalam majelis Rasulullah Saw dan para sahabat, mereka merasa seolah-olah surga dan neraka ada di depan mata sehingga suburlah keimanan mereka. Tetapi, apabila kembali ke rumah masing-masing bercengkraman dengan anak istri dan keluarga, maka peringatan Rasulullah Saw akan surga dan neraka terlupakan karena tenggelam dalam cengkaraman bersama keluarga.
Bagaimana dengan kita..??
Alhamdulilah kalau di dalam majelis kita tergugah, bergairah, dan bersemangat lalu segera melangkah. Tetapi sayangnya, seringkali kita ngantuk saat di dalam majelis, tertidur hingga mendengkur, namun selesai satu forum pulang justru sumringah tampil gagah. Segar. Bangun Tidur. Ada apa ini? Nah inilah yang harus kita koreksi, bahwa saat-saat penuh semangat, ketika di puncak keimanan, ketika momentum tiba, mestinya saat itulah kita segera bergegas untuk melangkah agar tidak kehilangan gairah.
Jangan lupa Like dan share yah,,,,
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)