Jangan Melangkah Setengah Hati, Optimis Yang Manis


Semoga Allah mengaruniakan rahmat-Nya dan menjadikan keunggulan Samahah, Mufti Akbar Palestina dalam pembelaan terhadap bumi Jihad Palestina sebagai amal jariyah yang mengorbankan semangat jihad hingga hari kiamat. Beliau telah berulang kali mempertaruhkan jiwa, dan darahnya agar Masjidil Aqsha tetap tegak menjadi masjid. Berulang kali orang-orang Yahudi menawari, merayu, dan merajuknya dengan satu juta pound saat itu sebagaimana dipaparkan oleh Hasan al-Banna dalam Hadits Tsulatsa-agar memberikan konsesi dengan memberikan tiga belas meter tanah di Masjidil Aqsha. Ya. Tiga belas meter akan di ganti satu juta pound. Dengan keimanan yang mendalam beliau menjawab,
"Demi Allah, andaikata kalian mampu mengumpulkan seluruh harta orang-orang Yahudi di seluruh penjuru dunia, niscaya aku tidak akan menyerahkan kepada kalian walaupun hanya setengah meter."
Tatap tegar msa depan. Jangan gamang. Jangan meradang. Masa depan di tangan Anda. Bila Anda telah menetapkan masa depan Anda, segeralah tapaki satu per satu. Realisasikan setahap demi setahap. Teliti dengan hati-hati. Melangkahlah dengan tegar. Milikilah niat yang besar. Jadilah orang besar. Allahu Akbar. Bersiap siaga lah. Segera!.

Optimis Yang Manis 

Ini soal keyakinan. Karena kekuatan garansi rabbani inilah yang menjadi energi untuk terus melangkah, bekerja dan berdakwah tak kenal lelah, karena yakin balasannya adalah jannah. Kalau kita tidak yakin, bagaimana cara kita bisa meyakinkan orang lain? Namun ada yang lebih penting, apa itu? Kita akan semakin yakin bila kita melibatkan diri, berinteraksi secara totalitas dengan keyakinan tersebut. Kaffah. Tidak setengah hati. Ada beberapa spirit optimis yang manis agar kemenangan bisa kita rilis.

Para jagoan boleh gagal, namun ia tak boleh kalah. Kita bisa saja terjatuh, namun jangan banyak mengaduh dan mengeluh. Kita selalu menang meski kegagalan demi kegagalan sering menghadang. Karena ada dua hal besar agar optimis selalu mengiringi setiap langkah sampai kita meraih finish dengan manis.

Keyakinan membuat kita berusaha meraih apa yang kita yakini. Semakin kita yakin semakin kita berusaha keras untuk merealisasikan mimpi-mimpi tersebut. Dalam dunia media massa, opini bisa menjadi kenyataan bila terus menerus di dengungkan, baik kebenaran maupun kebatilan. Israel Raya, negara tanpa tanah air, digelembungkan oleh keyakinan tanah impian yang kemudian menggerakkan zionisme internasional untuk melakukan penjajahan. Mereka pun yakin akan pohon ghorqod, satu-satunya pembela mereka, maka mereka pun menanamnya di seluruh dunia. Lalu kita yang punya Al-Qur'an, mengapa tak begitu percaya dengan visi Al-Qur'an, padahal Yahudi begitu yakin dalam ketakutan dan takut dalam keyakinan sehingga membunuhi bayi-bayi Palestina, calon-calon penghafal Al-Qur'an. Mengapa kita nggak rajin belajar, bekerja, berdakwah, dan beribadah? Masih kurang yakinkah?.


Bantu Share yah. Semoga Bermanfaat.
Previous
Next Post »
0 Komentar